Wednesday, May 2, 2018

Taman Sari dan Sumur Gumuling, Karya Seni Pendiri Yogyakarta



Infoseputartravel8 - Website Taman Sari serta Sumur Gumuling di Yogyakarta memanglah telah populer eksotis. Dibalik keindahan bangunannya, berikut Karya Seni Kebudayaan Asal Indonesia Sultan Hamengku Buwono I. 

Yogyakarta, nama kota yang pasti telah tidak asing sekali lagi di telinga kita. Sebagian julukan disematkan pada kota ini, kota perjuangan. Karna sempat jadi ibu kota Pemerintahan Indonesia dan satu diantara pusat perlawanan pada penjajah di masa perjuangan kemerdekaan dulu. 

Kota ini dijuluki sebagai kota pelajar karna banyak instansi pendidikan yang berkwalitas disana, dan masih tetap terdapat banyak julukan sekali lagi yang disematkan pada kota ini karna kekhasannya. 

Di samping Tugu Yogya, pantai Parangtritis, Gunung Merapi, serta Keraton Kesultanan Yogyakarta yang telah familiar jadi ikon kota yang di kenal. Ada satu diantara obyek wisata budaya yang cukup populer di kota ini yakni : Taman Sari. 

Di sebagian tips travel, Taman Sari ini dimaksud juga Water Castle, jadi tempat pemandian Raja serta beberapa istrinya bersama putri-putrinya di masa kemarin. Pada tanggal 16 April 2018 lantas, setelah ikuti moment lari Yogya Marathon 2018 di hari sebelumya, saya meluangkan diri sesaat untuk berkunjung ke website Taman Sari ini sebelumnya kembali pada Jakarta. 

Obyek Wisata Taman Sari terdapat di sekitaran pusat kota Yogyakarta. Begitu gampang untuk mencapainya dengan beragam moda transportasi yang berada di sana. Makin banyak moda transportasi yang berbasiskan online juga makin memudahkan akses ke obyek wisata itu. 


Sebelumnya kita masuk ke obyek wisata Taman Sari kita mesti beli ticket masuk, untuk wisatawan domestik harga ticket per orangnya juga cukup terjangkau yakni Rp. 5, 000. Anda juga akan dipakai cost penambahan yang dapat diliat di daftarnya untuk ijin pengambilan photo, namun kelihatannya cost penambahan untuk pengambilan photo ini dipakai apabila memakai camera profesional. 

Yang butuh di perhatikan ditempat ini tidak diperbolehkan untuk memakai drone untuk pengambilan gambar serta ticket sinyal masuk butuh di taruh untuk terhubung ruang bawah tanah yang jadi sisi dari obyek wisata Taman Sari. Bila menginginkan dengan mendalam mengeksplore obyek wisata ini dapat memakai layanan guide yang sudah siap menolong memberi info di pintu masuk obyek wisata ini. 

Dari tempat penjualan ticket masuk kita juga akan melalui gerbang paling utama Taman Sari yang megah. Berdasar sebagian buku serta sumber Histori, Taman Sari ini dibuat pada era ke-18 (sekitaran th. 1758) oleh Pangeran Mangkubumi. Sang pendiri Kesultanan Yogyakarta yang saat jadi Sultan pertama Yogyakarta bergelar Sultan Hamengku Buwono I. 

Karena itu Taman Sari ini membingkai histori awal berdirinya Kesultanan Yogyakarta. Sesudah melalui gerbang paling utama kita juga akan lihat kolam-kolam yang di waktu dulu dipakai jadi tempat pemandian. 

Terdapat banyak kolam pemandian didalam ruang komplek Taman Sari itu, satu diantaranya diberi nama dengan Umbul Pasiraman yang disebut tempat pemandian untuk Sultan, beberapa istri dan putri-putri Raja. 

Kompleks ini dikelilingi oleh tembok-tembok yang tinggi serta didalam kompleks ini ada tiga buah kolam yang bernama : Umbul Muncar, Blumbang Menguras, serta Umbul Binangun. Pada eranya, terkecuali Sultan cuma istri serta putri-putrinya yang diizinkan masuk kedalam kompleks ini. Silakan berfoto ditempat ini namun jangan pernah mengakibatkan kerusakan serta mesti melindungi kesopanan karna kompleks Taman Sari ini yaitu website cagar budaya. 

Menurut beragam sumber, arsitektur megah serta indah di kompleks Taman Sari ini adalah kombinasi dari beragam jenis budaya yang ada. Karna Sultan Hamengku Buwono I yaitu seseorang penggemar seni serta Taman Sari ini adalah karya arsitektur monumental pada saat kepemimpinannya. 

Jadi info penambahan Sultan Hamengku Buwono I juga dianugerahi titel Pahlawan Nasional karna kegigihannya dalam menentang penjajah VOC. Karena itu Sultan Hamengku Buwono I yaitu satu diantara pribadi yang begitu disegani penjajah di tanah Jawa ini. Jadi pakar kiat militer, kontruksi kuat kompleks Taman Sari ini mungkin saja dapat digunakan sebagai benteng pertahanan. 

Sesudah lihat kolam-kolam serta bangunan di ruang kompleks Taman Sari, ada satu website yang jangan pernah ditinggalkan yakni website masjid bawah tanah yang dikenal juga dengan nama website Sumur Gumuling yang ada di dekat kompleks Taman Sari. 

Ditemani seseorang guide saya menuju ke tempat itu. Sesudah melalui perkampungan masyarakat kita juga akan hingga di gerbang website bawah tanah ini, perlihatkan ticket masuk kembali pada penjaga untuk dapat terhubung tempat ini. 

Dari pintu masuk kita juga akan turun masuk bangunan berbentuk lorong-lorong yang menurut saya suasananya cukup hening serta sejuk karna ada dibawah tanah. Konon menurut narasi, tak tahu cuma legenda atau kenyataan lorong-lorong itu sempat tersambung sampai laut Selatan atau persisnya Pantai Parangtritis. 

Sesudah sekian waktu menyusuri lorong juga akan tampak tangga-tangga dari 5 bagian yang menyatu dibagian tengah serta di sisi-sisinya ada bangunan dua tingkat. Berikut website sumur Gumuling yang pada saat lantas juga digunakan jadi Masjid bawah tanah, kontruksi bangunannya buat saya terkagum-kagum serta nampaknya restorasi besar-besaran sudah dikerjakan untuk menyelamatkan bangunan yang tersisa dari website ini. 

Yang terkesan untuk saya ditempat ini yaitu 5 tangga yang berjumpa di satu titik bila diliat dari atas, sarat dengan filosofi. Sayang pada saat itu tengah dikerjakan photo prewedding di ruang itu hingga saya tidak dapat ambil gambarnya dengan utuh. 

Sekitaran 1 jam saya mengeksplore kompleks Taman Sari, pasti banyak hal yang terlewati karna mesti selekasnya pergi ke Stasiun untuk kembali pada Jakarta namun wisata histori walau kurun waktu yang singkat senantiasa memberi banyak arti. 

Ada rekaman cerita dari kejayaan masa lalu yang dibingkai dalam tiap-tiap peninggalannya baik berbentuk monumen maupun karya arsitektur yang lain. Telah semestinya generasi muda menyukai serta melestarikan bebrapa website budaya ini supaya nantinya histori dapat dikisahkan kembali ke generasi mendatang, ini juga akan jadi tanggung jawab kita dengan. Serta mudah-mudahan Yogya juga akan tetaplah senantiasa istimewa dengan semua kekhasannya.

No comments:

Post a Comment